Gendre : ????
Author : carindra (Carissa)
cast : kata ganti orang pertama
Lenght : cerita yang amat pendek dan sangat tidak jelas.... (-,-)v
Rating : hurt-angst-love
Dont like, dont read. Dont copast.
Cerita ini hanya fiksi belaka dan 100% buatan author.
Silahkan membaca dengan khusyuk/?/
========
Aku seorang gadis yang cukup umur, umurku memasuki kepala dua. Aku gadis dimana menyukai hal-hal baru. Tentang apakah itu dunia baru, pengalaman baru, memasuki wilayah baru, masa-masa yang baru. Karena semua itu membuatku merasakan tantangan.
Aku seorang gadis, gadis yang biasa-biasa saja. Tidak cantik, tidak rupawan, tidak memiliki etika berbicara pelan dan halus, bagaikan teman-temanku yang memiliki singgahsana kehormatan tata bicara. Kelakuanku semena-mena, karena aku seorang yang bejiwa bebas. Tetapi jika aku memiliki barang, aku bisa lebih gila memprotectnya, menjaga agar tidak hilang, ambisi, dan keras kepala untuk menjaga agar tidak hilang, rusak, ataupun diambil orang. Kecemburuanku akan sesuatu hal yang membuatku menjadi tipe gadis was-was. Dimanjakan oleh kedua orang tuaku membuatku menjadi sosok yang keras, semena-mena dan egois. Pikiranku masih amatlah jauh dari usiaku yang harusnya dewasa.
Polos, bodoh culun adalah kawanku sehari-hari. Di tertawakan akan kebodohanku oleh orang-orang adalah makanan sehari-hariku juga. Tertindas dan terbully adalah kegiatanku setiap waktu. Tetapi kepintaran, dan berdiskusi adalah bahan untuk membuat setiap orang menjadi akrab denganku. Dengan banyak bicara dan pendekatan satu orang ke orang lain membuatku mendapatkan banyak teman. Contohnya sekarang, tak usah risau mencari tempat bermain dimana. Tetapi aku yakin mereka hanya memakai topeng sama seperti dia dan dia.
Mereka berdua telah merusakku, telah membuangku, telah menginjak-ijakan harga diriku, mereka juga yang telah menyakitiku. Sakit. Bagaikan tergores luka yang amat dalam, bagaikan jatuh dan kemudian tulangku patah semua. Bualan manis dan janji palsu selalu diberikan kepadaku, tapi apa? Tak satupun janji dan omongan mereka yang dapat dipercaya. Kemakan janji-janji manisnya yang kosong membuatku seperti orang tolol. Mengiyakan dan membiarkan mereka merusak segala-galanya. Aku hancur. Aku sakit. Aku rusak.
Penderitaanku bertambah terus karena kenangan, ingatanku tentang mereka. Ingin rasa aku hilang, lupa akan yang lalu, tapi nasi telah menjadi bubur. Aku bisa apa? Menangis seharian, atau bahkan berhari-hari. Mereka, orang-orang yang pernah singgah dihatiku. Orang-orang yang pernah kucintai. Berbagi kasih, dan cinta membuatku lupa akan kesadaran diri, juga mengelapkan pikiran, dan logikaku.
Mereka merusak, mereka jahat. Mereka membuat luka dan mengoyaknya. Hati ini sakit, hati ini merasakan sesak. Mereka tidak pernah berpikir aku bagaimana di masa depan, bagaiman nanti saat aku sudah memiliki yang pasti. Dengan kata ketidak sengajaan dan masa bodoh mereka membuangku layaknya barang tak berguna. Mana suara lembut yang kau berika, mana pengorbanan yang kau tunjukan, mana kasih sayang yang kau perlihatkan. Mereka bermain akting. Mereka berhasil membuat diriku terlena akan semua itu. Mereka jahat, mereka menghancurkan segalanya. Mereka menipuku.
Kisahku yang menyedihkan.....
Aku yang terlalu tolol mempercayai mereka. Aku yang terlalu lugu mempertahankan suaatu ikatan dengan kebohongan dan penyiksaan. Aku menutup mata seolah-olah dia menyayangiku, dia mencintaiku dengan tulus.
Bertahun-tahun aku mendamkan seorang yang menyukaiku apa adanya bukan hanya sekedar hasrat untuk memiliki demi tujuan tertentu. Aku bertemu dengannya. Pertamah kali bertemu dengan seorang yang membuatku merasakan arti nyaman yang berubah menjadi rasa sayang. Aku terlalu bodoh untuk dia, terlalu lugu untuknya. Tapi kupertahankan segalanya saat ia mencoret segalanya. Awal ia sangat manis. Bagaikan kucing kecil yang haus akan kasih sayang dan ingin dimanjakan. Tetapi setelah tujuan nya telah ia sukseskan pada malam itu, ia berubah. Sekejap. Berubah. Akan sifat dan kasih sayang yang ia berikan. Sejak malam itu. Malam yang ingin kulupakan. Kebohongan akan janji dan mulut manis dia yang membuatku bertahan akan sakit yang ku hadapi. Berbulan-bulan tidak mengirimkan kabar. Pesanpun tidak. Aku mulai menaruh curiga. Aku tak mengerti hatinya. Tak mengerti perasaannya, tetapi di otakku selalu memberikan hal postif, menyemangatiku untuk terus bertahan setelah semuanya dilakukan. Dan muncullah titik kesabaranku yang habis. Aku murka, aku sakit, aku sedih. Kutinggalkan pesan untuk mengakhiri semuanya. Aku sakit, ia tak sekalipun membalasnya. Ku buang rasa itu dengan menangis. Melepaskan semuanya. Aku telah rusak.
Berminggu-minggu dan genap satu bulan aku bebas darinya, aku lupakan semuanya. Seseorang datang kepadaku hanya untuk berkenalan. Pikirku masih lugu yang mengira perkenalan seorang teman menjadikan aku kekasihnya. Ingin rasa menangis mengingat bahwa ia juga merupakan faktor lukaku semakin lebar dan dalam. Ia merampas untuk ke dua kalinya. Ia melakukannya. Merusak ku kembali. Kupikir ia berbeda, kupikir ia lebih bisa menjagaku, kupikir ia sama sekali tidak akan merusakku. Tapi apa yang kudapat setelah ia mencicipi, ia buang aku begitu saja tanpa ada raut muka bersalah. Aku melihatnya. Aku menatapnya. Ia membuang ku. Setalah apa yang terjadi. Aku dan dia kembali bersama. Kupikir ia akan menepati janjinya. Ia berubah, ia tak lagi sama. Ia menjadi dingin, emosian, dan seperti membenciku. Jujur aku merindukan ia yang dulu. Aku merindukan masa-masa seminggu setelah aku resmi menjadi pasangannya. Tapi semua itu hanya bisa kusimpan rapat-rapat. Mencoba untuk membuatnya nyaman dan aman. Tetapi, untuk saat ini hatiku kembali di cabik. Kembali ia menacapkan pisau hingga lukaku bertambah dalam. Ia bilang padaku akan pergi dengan seorang gadis. Kemudian puncaknya adalah ia kembali mendatangi gadis itu. Pikiranku kalut, resah, was-was dan takut. Aku tidak memikirkan kondisi hati dan perasaanku yang sudah hancur ini. Semua teman dekatku mengatakan ia menduakan aku, berselingkuh dengan gadis itu. Aku mencoba untuk berpikir positif. Kembali aku menutup mata, dan telingaku untuk sekedar tidak tau teman-temanku membicarakan apa dan siapa. Hatiku belum siap untuk mengetahui segalanya. Hatiku masih belum siap ditancapkan dan di lukai olehnya. Cukup hanya menjadi orang butu dan tuli agar aku tidak mengetahui segalanya. Hati kecilku meronta untuk mencari informasi tapi logika dan pikiranku tidak ingin melakukannya. Mungkin logika dan pikiranku melakukannya supaya luka ku tidak bertambah luas dan dalam.
Apa ini sebuah karma? Apa kesalahan ku?
Apa aku terlalu tolol mempercayai mereka? Apa aku terlalu lugu untuk membiarkan diriku disakiti terus menerus.
Aku hanya ingin mendapatkan seseorang yang memiliki perasaan yang sama dengan ku dan membuatku bahagia bukan memberikan rasa sakit yang teramat dalam ini. Jika waktu dapat diputar aku tak memilih mereka, aku takan setolol ini. Aku akan memikirkan matang-matang bahwa ucapan mereka adalah kebohongan. Perasaan yang ku terima semuanya bohong. Hanya awalan mereka merayuku untuk menaklukanku. Tidak ada kesungguhan, tidak ada perasaan yang sama. Menjalanin suatu hubungan dengan hati yang hampa dan kosong. Aku ingin ia kembali. Ia yang lama bukan yang sekarang. Aku telah dihancurkan oleh mereka. Mereka mencampakanku, mereka membuangku, mereka menjadikan ku alat untuk tujuan mereka. Mereka jahat. Mereka lebih hina dibandingkan dengan apapun dimata ini. Mereka yang telah membuatku menangis. Mereka lebih kejam dari seorang induk yang memakan anaknya sendiri. Mereka kejam. Merusak segalanya. Merusak satu-satunya apa yang kupunya. Mereka semua iblis. Mereka membuatku seperti orang tolol.
Mereka merusakku. Layaknya boneka yang telah rusak dan dibuang ke tempat sama. Aku boneka itu. Aku boneka rusak yang dibuang. Aku adalah Gadis yang telah rusak seperti BONEKA RUSAK.
-END-